Sunday, January 29, 2017

MANUK DADALI

Sudah sering aku mendengar lagu itu. Suasana atau acara ketika nyanyian itu diperdengarkan biasanya: acara lomba grup vokal, seringnya di sekolah, paduan suara ibu darma wanita, upacara bendera - biasanya sebagai lagu hiburan setelah upacara. Apa lagi ya? O, bagian dari lagu medley pada roadshow tim kesenian Indonesia di luar negeri.

Musik yang mengirinya biasanya angklung, band biasa beranggota tiga atau empat orang,  organ tunggal atau piano - biasanya ini pada paduan suara. Kesan yang ditimbulkan adalah lincah dan ringan.

Pagi ini aku mendapatkan kiriman lagu Manuk Dadali dari mentor menulisku, dalam sajian yang lain dari biasa. Permulaan lagu ditandai dengan alunan biola yang serentak. Halus tetapi bertenaga. Lalu disusul dengan bunyi petikan. Tampaknya biola itu yang dipetik. Atau harpa? Aku tak paham betul alat musik. Lalu ada suling. Terakhirnya semua bunyi bercampur dengan kesan penuh. Sebuah orkestra.

Lagu Manuk Dadali yang dimainkan oleh orkestra itu jadi kutangkap berbeda dengan  yang dinyanyikan ibu darma wanita. Instrumental itu terasa lebih mewah, berkelas dan bertenaga, terutama setelah semua alat musik dimainkan.

Itulah tampaknya fungsi arranger. Dia bisa memadukan suara, kapan harus lembut, kapan harus terdengar kuat. sesuai dengan arti lagu. Baru malam inilah aku tahu bahwa Manuk Dadali artinya burung garuda. Dan keperkasaan sang Garuda yang digambarkan pada bagian kedua syair  lagu tersebut, diwakili dengan sangat baik oleh perpaduan semua instrumen musik, juga pada bagian kedua lagu insrtumental tersebut.

Terbanglah tinggi wahai Garuda-ku!

Bandung, 5 Sept 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment