Saturday, February 11, 2017

SUKSES PADA PROSES

Kami di dunia akuntansi sangat tergila gila dengan dengan sebuah output yaitu opini  akuntan publik  "wajar untuk hal hal yang material" untuk laporan keuangan yang dihasilkan. Demi mencapai itu kami biasanya membuat tim yang solid untuk mendampingi auditor dalam melakukan proses audit.

Sepintas, proses audit tersebut dipersiapkan dengan baik. Temuan tahun lalu dibuka lagi, diidentifikasi mana yang belum ditindaklanjuti, orang orang terkait temuan tersebut dihubungi. Anggota tim saling mengingatkan tentang data yang harus dipersiapkan. Intinya semua orang sibuk ketika menghadapi audit.

Tetapi apakah menjadi baik itu hanya ketika audit? Mengapa kajian terhadap SOP ini dan itu hanya menjelang atau ketika audit berlangsung, yang ujung ujungnya menimbulkan stress tingkat tertentu? Bukankah temuan dan pertanyaan auditor sebenarnya bisa diantisipasi dengan memastikan bahwa SOP memang ada dan diterapkan.

Ya, mengantisipasi risiko, itulah topik hidupku hari ini dan empat hari ke depan, sebagai peserta pelatihan Risk Management. Betapa "padai berhitung" adalah ciri manajemen cerdas. Bisa memprediksi risiko bisnis, bahkan risiko terburuk adalah salah satu siasat bisnis yang bisa mengarah kepada efisiensi dan efektifitas.

Salah satu alat untuk mengantisipasi risiko adalah SOP yang handal, yang tentu saja diterapkan dan, jangan lupa, dievaluasi. Terlihat bahwa sukses sebuah bisnis adalah sebuah proses panjang. Kenaikan grafik laba bukanlah sim salabim.

Jika dibawakan ke kehidupan pribadi, maka konsep Risk Management itu sama saja. Orang yang tak pandai menghitung kelemahan dirinya, tak akan berproses menuju kebaikan. Perubahan, proses "menjadi", itulah kesuksesan sebenarnya.

Jika dikaji lebih dalam, kajian spiritual, bukankah Allah menghargai setiap upaya menuju perbaikan? Bukankah setiap amal sekecil apa pun ada balasannya? Dan berbuat kebaikan itu membutuhkan perjuangan,  penaklukan diri. Hasilnya bisa jadi tak sesuai harapan: uang tak berlimpah, karir biasa saja. Tetapi bahwa proses "being" lah yang mendapat reward, patutlah menjadi acuan utama. Bahwa sukses itu pada proses, bukan pada hasil.

Bandung, 7 Sept 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment